MediaUtama | Kepulauan Selayar – Rangkaian blusukan digelar Pimpinan Daerah Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Republik Indonesia (GNPK-RI) Kabupaten Kepulauan Selayar. Sulawesi-Selatan, hari, Minggu, (16/02/2020).
Agenda blusukan dipusatkan di bekas bangunan Gudang KUD Pelita di ruas Jalan Veteran Benteng yang saat ini tidak lagi termanfaatkan dan tidak terurus sama sekali.
Dalam rangkaian blusukannya kali ini, Pimpinan Daerah Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Republik Indonesia, sempat bertemu dan berbincang bersama, Hj. Siti Asyiah yang mengaku sebagai istri salah seorang tokoh penggagas pembangunan gudang KUD Pelita, di era tahun 1978-1979 silam.
Bangunan gudang tua yang sudah berusia kurang lebih empat puluh dua tahun yang merupakan aset tidak bergerak milik Eks anggota KUD Pelita tersebut yang kini dikuasakan pemanfaatannya kepada Hj. Siti Asyiah dengan ketentuan yang bersangkutan, berkewajiban melunasi pajak bumi dan bangunan gudang beserta lokasinya.
Dihadapan jajaran Pimpinan Daerah Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Republik Indonesia, Siti Aisyiah menuturkan keinginan dan harapannya kepada pemerintah kabupaten untuk dapat turun tangan dan menggelontorkan anggaran rehabilitasi ex. bangunan KUD Pelita, agar dapat kembali dimanfaatkan oleh warga masyarakat untuk menyimpan stock hasil bumi dan pertanian.
Ia berharap, harga kopra dan cengkeh yang saat ini, sangat anjlok dapat segera kembali stabil agar petani dan warga masyarakat bisa menghela nafas lega, seperti sebelumnya.
Di lokasi yang sama, Ketua GNPK-RI Kabupaten Kepulauan Selayar, Fadly Syarif mengutarakan, kegiatan blusukan ini merupakan agenda rutin yang digelar jajaran Pimpinan Daerah Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Republik Indonesia.
“Hampir pada setiap kegiatan kunjungan, kita senantiasa memberikan motivasi dan semangat kehidupan bagi masyarakat dalam menghadapi pasang surut harga komoditi pertanian dan hasil bumi,” ucapnya.
Hal ini kita lakukan sebagai wujud nyata kepedulian dan keberpihakan ormas GNPK-RI terhadap upaya peningkatan taraf perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Selain berdialog dengan masyarakat, agenda kunjungan kita fokuskan untuk melihat dan menyaksikan kondisi fisik bangunan gudang yang sudah sangat memprihatinkan.
Beberapa bagian dindingnya mulai retak, dan bahkan, hancur termakan usia. Sementara rangka bangunan dan atapnya, sudah rusak total. Kondisi yang tak kalah miris, terlihat pada beberapa bagian daun jendela yang mulai lapuk dan keropos.
“Kita berharap, agar bangunan gudang tua yang dulunya merupakan salah satu urat nadi perekonomian warga masyarakat ini bisa mendapat perhatian dari pihak instansi teknis terkait,” ucapnya.
Lanjut dikatakan Fadly Syarif, Gudang ini tak lepas dari catatan sejarah perekonomian daerah di masa lalu.
“Oleh karenanya, pemerintah Kabupaten berkewajiban mendorong pengalokasian anggaran rehabilitasi bngunan gudang dimaksud,” tegasnya.
(MU/Rel)