MEDIAUTAMA.CO | Medan – Kreatif, inovatif, mengerti hukum. Dan, salah satunya lagi adalah tampan. Namun yang terpenting dari kriteria itu haruslah mengerti agama sehingga tahu akan tatanan serta konsekuensi kedepannya.
Nah, sejak Pilpres 2004, kriteria pemimpin tampan masuk dalam suatu pilihan. Ya, mereka adalah kalangan idaman para wanita. Bisa jadi, karena kriteria (tampan) itu pula menghantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengalahkan pesaingnya. Mengumbar ketampanan kandidat di Pilkada pun saat ini jadi perhatian kaum hawa.
Bicara ketampanan, salah satu kandidat calon walikota juga ada. Yakni Hasrul Benny Harahap. Pemikir muda kaum milenial ini maju di Pilwalkot Medan tak lah main-main. Malah, katanya pun tak mendapatkan perahu dari partai, Hasrul tetap berhasrat maju lewat jalur independen.
Bahkan nama Hasrul Benny Harahap masuk dalam salah satu survei kandidat terkuat calon Walikota Medan pada 2020 mendatang. Selain aktif berorganisasi, Hasrul juga kerap membantu lewat lawyers-nya.
Soal kandidat tampan, itu pula yang dituangkan seorang wanita warga Jalan Tumapel, Kelurahan Petisah, Kecamatan Petisah Tengah ini.
Saat bertemu, wanita bernama Sari Ramadhany ini sempat berujar kandidat cawalkot Medan, Hasrul Benny Harahap itu tampan.
Pasalnya, ibu anak tiga tersebut pernah melihat fotonya di salah satu jalan lintas Kota Medan. “Ya, tampan juga,” singkatnya.
Hanya saja, Sari tak mau serta merta melihat kegantengan seorang kandidat. Utama dan paling utama, menurut Sari kandidat cawalkot harus cerdas, pintar, dan tidak korupsi.
“Punya pola pikir memajukan Kota Medan, tidak korupsi, tahu agama dan cerdas. Mungkin, kalau kegantengan itu kriteria yang kesekian, walaupun sekilas mata kalangan wanita pasti melihat tampannya dulu,” ujar Sari sambil berseloroh.
Anggota perwiritan kaum ibu dan STM Masjid Jamik Jalan Tumapel itu mengatakan, sejauh ini banyak kepala daerah yang tersangkut kasus korupsi. Mirisnya lagi, belum selesai masa jabatan, pejabat yang bersangkutan sudah berurusan dengan hukum.
“Jadi untuk pemilihan walikota kali ini kita berharap adanya sosok figur seorang yang akan memimpin Kota Medan jujur, adil dan cerdas mengerti hukum. Agar kelak tidak dipecundangi orang-orang yang gak benar dan merusak moralnya,” jelas Sari.
Selain itu, pemimpin Kota Medan mendatang tak mementingkan pribadinya tapi lebih kepada rakyatnya. Bagaimana dengan seorang tokoh muda bernama Hasrul Benny Harahap?
“Ya itu tadi, saya pernah lihat fotonya (baliho) di jalan. Namun saya belum tahu sosoknya. Sebab namanya jarang muncul, mungkin. Tapi kalau benar dia (Hasrul Benny-red) sosok yang memiliki kriteria seperti di atas, saya beserta keluarga besar akan mendukungnya,” ungkap Sari tersipu.
Tak hanya keluarga besarnya saja, Sari juga menjamin akan mempromosikan Hasrul Benny Harahap di kelompok perwiritan dan STM yang kini tempatnya bersosialisasi.
“Semoga apa yang saya inginkan dan masyarakat Kota Medan dambakan mengenai pemimpin amanah, jujur, tahu hukum dan takut korupsi untuk mewujudkan kota Medan ini lebih baik lagi melalui tangan walikota terpilih nanti,” tandasnya.
Mungkin, kegantengan seorang calon kepala daerah cuma masuk kriteria kaum hawa, dan tidaklah bagi kalangan adam. Seperti diungkap Nazaruddin, tokoh masyarakat Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal ini.
“Pemimpin Kota Medan harus berjiwa ikhlas dan memiliki keberanian mengambil keputusan yang bijak,” ujar pria 66 tahun tersebut. Sebab, kata Nazaruddin, pemimpin ikhlas takut untuk berbuat korupsi.
Nazaruddin yang akrab disapa Pak Teh sekilas bercerita akan kekecewaan calon kepala daerah tatkala berkampanye. Banyak calon, kata dia, memberikan janji manis saat kampanye. Tapi hasilnya setelah duduk malah jauh panggang dari api.
“Artinya, janji mereka (cawalkot) tinggal janji. Makanya sekarang warga Medan sedikit pesimis dengan janji para calon walikota,” sebutnya.
Nah, mengenai satu nama yang disodorkan yakni Hasrul Benny Harahap, Pak Teh menyatakan baru mendengar nama tersebut. Andai benar Hasrul Benny Harahap seorang yang pemikir, muda, inovatif dan ‘haram’ akan korupsi, menurut Pak Teh, itulah yang terbaik.
“Yang kita mau itu tidak gini gitu, tapi kepastian. Medan sekarang saja dikenal dengan kota banjir, apakah memang Hasrul mampu mengatasi banjir serta permasalahan yang terjadi? Walau butuh waktu, kalau memang niat Hasrul itu ‘haram’ akan korupsi, pastinya kita dukung karena korupsi penyakit yang sudah mendarah daging,” tandasnya.
Harapan tentang pemberantasan korupsi juga disuarakan Ustadz M Budiman SHI, Spdi. Wakil Ketua Serikat Tolong Menolong Kelurahan (STMK), Lingkungan 2, Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas, menyatakan pemimpin wajib mengerti hukum.
“Bagaimana dia menjalankan roda pemerintahan, kenapa? Sekarang penonton lebih pandai dari pada yang melakukan pertandingan itu tadi. Kalau dia lebih cerdik dan paham dengan tata hukum di pemerintahan. Jadi jangan masyarakat menuntut suatu hal, dia lari dari kenyataan-kenyataan,” kata Ustad Budiman, warga yang tinggal di Jalan Garu 2, Gang Seroja, Medan ini.
Saat ditanyakan tentang salah satu calon Hasrul Benny Harahap yang merupakan Praktisi Hukum, Ustad Budiman pernah mendengar namanya.
“Kalau dia sosok dari Praktisi Hukum, maka jalankanlah roda pemerintahan kalau terpilih dia sesuai hukum yang dia ketahui. Jangan pula dia mempermainkan hukum,” terang Ustad Budiman.
Sebelumnya Ustad Budiman juga menyebutkan bahwa kota Medan membutuhkan sosok pemimpin yang tegas dan mampu bersaing dari daerah lain.
“Pandangan saya selaku warga Kota Medan meminta kepada calon pemimpin kedepan hendaknya seperti Gubernur DKI Anies dan Gubernur Sumut Edi Rahmayadi yang tegas. Kemudian bisa berbaur kepada masyarakat sesuai dengan janji waktu kampanyenya,” ujar Ustadz Budiman.
Selain itu Ustadz Budiman juga menuturkan bahwa pemimpin Kota Medan ke depan juga mesti bersih dan memahami hukum agar tidak terjebak dari korupsi. Dan Ikhlas bekerja dan tanggung jawab demi mensejahterakan masyarakat. (tim)