MEDIAUTAMA.CO | Tripoli – Sedikitnya 10 karyawan tewas dan 35 orang lainnya terluka saat serangan udara menghantam sebuah pabrik biskuit di Libya pada Senin (18/11/2019), yang diduga pejabat tinggi PBB sebagai kejahatan perang.
Mayoritas korban tewas dalam serangan di Wadi Rabea, sekitar 21 km dari ibu kota Tripoli, tampaknya adalah para migran. Selain itu, ada dua warga negara Libya, kata Utusan PBB untuk Libya Ghassan Salame kepada Dewan Keamanan.
Gambar yang diunggah otoritas menunjukkan sejumlah korban luka berpakaian sipil yang berlumuran darah terbaring di dalam ambulans atau fasilitas medis.
Baca Juga : Bentrok dengan Polisi, Pendemo Hong Kong Bakar Gerbang Kampus
Tripoli sejak April kerap diserang oleh pasukan yang loyal kepada Khalifa Haftar, komandan yang berbasis di Libya timur.
Serangan oleh Tentara Nasional Libya (LNA) sekejap berhenti dan kedua pihak menggunakan drone serta pesawat tempur untuk melancarkan serangan udara di tengah pertempuran sporadis.
Baca Juga : Satu Tahun Demo Rompi Kuning Prancis Dibuyarkan Gas Air Mata
Serangan udara LNA kerap menghantam sejumlah kawasan sipil di Tripoli. Pejabat di Libya timur yang dihubungi Reuters pada Senin menuturkan mereka tidak memiliki informasi soal serangan udara pasukannya.
“Terlepas apakah serangan itu sengaja menargetkan pabrik tersebut atau salah sasaran, serangan itu kemungkinan merupakan kejahatan perang,” kata Salame dilansir dari Antara.
Lebih dari 200 warga sipil tewas dan 128.000 orang lainnya mengungsi akibat konflik, menurut Salame.
Sumber: Reuters/Antara