Ketika Stres Memperbesar Hal yang Sebenarnya Tak Berbahaya

Seseorang mengalami stres (Foto:ilustrasi/pixabay)

Jakarta, Mediautama.news – Stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri

Lebih dari itu, stres memiliki kemampuan untuk mengubah cara seseorang mengingat sebuah peristiwa. Perubahan ini dapat menyebabkan generalisasi rasa takut, bahkan terhadap situasi yang sebenarnya tidak berbahaya.

Menurut laporan The Hindustan Times, dikutip dari Antara, Jumat (10/1), sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cell mengungkapkan dampak signifikan stres pada memori terkait ketakutan.

Penelitian yang dilakukan pada tikus ini bertujuan memahami bagaimana stres memengaruhi pembentukan memori. Dalam eksperimen, peneliti memperdengarkan dua jenis suara berbeda. Salah satu suara diikuti dengan kejutan listrik ringan, sehingga suara tersebut diingat sebagai sesuatu yang menakutkan, sedangkan suara lainnya tanpa kejutan dan dianggap aman.

Normalnya, otak akan mengingat peristiwa tersebut sebagai upaya untuk menghindari situasi menekan di masa mendatang. Namun, di bawah tekanan stres tinggi, otak mulai menggeneralisasi memori tersebut.

Dalam penelitian itu, tikus-tikus yang sangat stres mengalami gangguan memori, sehingga mereka menjadi takut terhadap suara lain yang sebenarnya tidak berbahaya, bukan hanya pada suara yang sebelumnya dihubungkan dengan kejutan.

Para peneliti menemukan bahwa sistem endocannabinoid di otak membantu mengelola stres. Namun, stres berlebihan dapat mengganggu fungsi sistem ini, yang kemudian menyebabkan kebingungan dalam memori.

Seperti halnya tikus yang menggeneralisasi suara dan tidak bisa membedakan antara suara aman dan suara yang menakutkan, memori manusia juga dapat menjadi kabur di bawah tekanan stres.

Ketika otak terlalu terbebani oleh stres, ia tidak lagi mampu dengan jelas membedakan antara apa yang aman dan apa yang berbahaya.

Akibatnya, dengan memori yang terdistorsi, seseorang dapat mulai menganggap sesuatu yang aman sebagai ancaman. Stres dapat membuat seseorang merasa cemas terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak berbahaya.(r)

Editor: Joko