Lewat Pos Dimintai Bayar, Pria Mengaku dari SPSI Hadang Mobil Boks di Brahrang

MEDIAUTAMA.CO | Langkat – Aktivitas yang menjurus pada dugaan percobaan pemerasan yang biasa dilakoni preman masih terus terjadi di Sumatera Utara meski telah banyak  yang ditangkap.

Modus para pelaku pemerasan pun beragam, baik dengan memaksa korbannya dengan ancaman untuk menyerahkan uang, maupun dengan berlindung di balik baju organisasi.

Seperti kejadian yang dialami Ibrahim, dirinya mengaku dipaksa memberikan uang sebesar Rp 20 ribu oleh pria yang mengaku dari SPSI saat hendak menjajakan barang jenis minuman dalam kemasan ke wilayah Padang Brahrang, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat.

“Tiba-tiba saja mereka berteriak menyuruh mobil untuk berhenti. Merasa kami acuhkan perintahnya lantas pelaku mengejar, memotong dan meletakkan sepeda motornya persis di depan mobil kami. Ia meminta uang Rp 20 ribu untuk biaya SPSI karena masuk Ke wilayah Padang Brahrang, itu katanya sudah biasa dan kalau tidak dikasih mobil tidak boleh masuk ke Brahrang,” ujar pria yang bernama lengkap Ibrahim Ahmad Tanjung, SE kepada tobapos.co, Sabtu (14/12/2019).

Lanjut disebut Ibrahim, dirinya sangat merasa keberatan, pasalnya dari perusahaan tempatnya bekerja tidak diberikan biaya seperti yang diminta pelaku. Apalagi pelaku yang mengaku dari SPSI itu meminta uang tanpa melakukan kerja membongkar dari mobil box barang bawaan mereka (Ibrahim dan supirnya). 

“Apakah kami harus merogoh kantong sendiri sebesar Rp20 ribu untuk pria mengaku dari SPSI yang bergaya seperti preman itu?. Lebih baik kami sedekahkan untuk anak yatim,” ujar Ibrahim yang pernah menjabat Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara itu lagi.

Sebelumnya,  Ibrahim dan supir rekannya  berencana menjajakan produk minuman kemasan itu di seputaran Padang Brahrang, Kecamatan Selesai. Namun harus batal akibat dugaan intimidasi para pelaku.

”Aktivitas pungli ini membuat resah para sales, supir maupun pengusaha. Karena, walaupun sudah ada petugas Tim Pemburu Preman, mereka sepertinya belum tersentuh,” kesal Ibrahim.

 

 (MU-08)