Diduga Mengalami Gangguan Pendengaran, Seorang Pria Tua di Siantar Tewas Tersambar Kereta Api

Ket Foto : Petugas mengevakuasi korban yang tersambar kereta api. (IST)

MediaUtama | Siantar – Warga sekitar Siantar Timur, Pematangsiantar mendadak heboh atas penemuan jenazah seorang pria tua dengan sejumlah luka di tubuhnya. Warga sekitar pun berbondong-bondong melihat jenazah yang tergeletak di perlintasan rel kereta api Jalan Patuan Anggi, Kelurahan Pardomuan. Kamis (05/03/2020).

Menurut Informasi yang dihimpun dari keterangan warga sekitar, Lince yang melihat kejadian tersebut mengatakan jenazah pria tua itu pertama kali ditemukannya sesaat setelah kereta api barang jurusan Pematangsiantar – Medan melintas. Posisi jenazah berada di antara rel dan parit perlintasan. 

Lince pun sontak berteriak. Ia menjerit dan langsung mengundang perhatian warga. Tak butuh waktu lama, ratusan warga langsung berkerumun untuk melihat jenazah itu. 

Selang hampir satu jam kemudian, belum ada warga yang mengenali jenazah yang sudah terkapar itu. Sampai beberapa waktu kemudian, seorang ibu paruh baya menangis histeris. Ternyata jenazah itu adalah mertuanya. 

Kepolisian yang turun ke lokasi langsung membawa jenazah menggunakan kantong forensik ke RSUD dr Djasamen Saragih. 

“Namanya Lesdin Purba, usia 78 tahun,” ujar Kapolsek Siantar Timur Iptu R Samosir. 

Iptu R Samosir lebih lanjut mengatakan, pihaknya membawa jenazah ke Instalasi Jenazah RSUD dr. Djasamen Saragih untuk dilakukan visum. Dugaan sementara kematian Lesdin karena tersambar kereta api. 

Ket Foto : Suasana penemuan jenazah di rel kereta api. (IST)

“Korban kita bawa ke rumah sakit untuk permintaan visum. Apabila nanti pihak korban ikhlas menerima kematian korban atau menilai bahwa itu bukan korban tindak kejahatan, kita akan meminta mereka untuk membuat surat pernyataan,” terang mantan Kanit Reskrim Polsek Siantar Marihat ini. 

Sementara boru Siahaan, menantu Lesdin menerangkan, beberapa tahun belakangan ini Lesdin mengalami gangguan pendengaran. Selain itu, di usia tua nya, Lesdin kerap berjalan-jalan tanpa tujuan yang pasti. 

“Pendengarannya itu kurang. Amang (Bapak, red) itu suka jalan sana jalan sini. Sudah beberapa kami ingatkan supaya jangan ke sini (lokasi perlintasan kereta api),” terangnya sesenggukan. 

Boru Siahaan pun sempat pingsan. Ia langsung dipapah dua orang rekannya. Mereka membawa boru Siahaan masuk ke mobil Polisi untuk menuju RSUD dr. Djasamen Saragih. 

(MU-03)