MediaUtama | Medan – Tersangka ZH (41), istri hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan Jamaluddin (51), menawarkan umrah bersama kepada RF (29) jika berhasil membunuh suaminya itu. Bahkan tersangka ZH mengimingi uang sebesar Rp100 juta kepada RF usai menghabisi sang suami.
Hal ini terungkap saat rekonstruksi perencanaan pembunuhan Jamaluddin pada adegan ke-3 hingga ke-6 di The Coffee Town, Jalan Ngumban Surbakti, Medan, Senin (13/01/2020).
Dalam rekonstruksi itu, ketiga tersangka, ZH, RF dan abangnya JP (42) duduk di sana pada Senin (25/11/2019). Di tempat itu, JP menyampaikan pada RF bahwa Zuraida ada masalah dengan suaminya, Jamaluddin. Ucapan pria berstatus duda itu dibacakan petugas kepolisian.
“Suaminya selama ini suka main perempuan, suka marah-marah sama keluarga Kak Hanum, dan suaminya merendahkan keluarga Kak Hanum. Kak Hanum tidak bisa bercerai dengan suaminya di pengadilan. Dia mau suaminya dibunuh,” kata petugas membacakan ucapan JP.
Saat itu RF disebutkan sempat mempertanyakan keseriusan ZH. Perempuan itu pun mengiyakan. Bahkan dia menyatakan akan menikah dengan JP yang merupakan abang RF, satu ayah.
Baca Juga :
Profesor USU Sebut Istri pembunuh Hakim PN Medan Materialistis
Kejari Medan Terima SPDP Perkara Pembunuhan Hakim PN Medan
Polisi menyatakan ZH menjanjikan akan memberi RF Rp 100 juta setelah pembunuhan selesai. Mereka juga akan umroh bertiga.
“Maksud saya Rp100 juta ini untuk umroh berempat bersama ibunya (Reza). Saya tidak ada janjikan uang Rp 100 juta, tapi untuk biaya umroh. Saya sampaikan,” ucap ZH.
Sementara JP mengatakan uang Rp 100 juta itu tidak termasuk umrah. “Yang saya tahu Hanum (rencananya) memberikan uang kepada adik saya Rp 100 juta, lain dari pada umrah. Umrah itu kami bertiga, saya Hanum dan adik saya. Karena adik saya RF tidak mau, digantikan sama mamaknya. Jadi Rp 100 juta plus umrah,” ucap JP.
ZH kemudian menyampaikan rencananya dalam pembunuhan itu. Dia menyatakan akan menjemput kedua pemuda itu di depan Pasar Johor selepas Magrib.
Keduanya akan dibawa ke rumah dan dinaikkan ke loteng di lantai tiga. Pukul satu keduanya akan di-miss-call untuk melakukan eksekusi. ZH mengatakan pintu kamar tidak akan dikuncinya. Kain untuk membekap pun bakal dia siapkan di atas pinggir tempat tidur.
Tugas pun dibagi. Ada yang membekap dan memegangi tangan. Zuraida rencananya akan menahan laki korban. Mereka berencana membuat kematian itu seakan-akan akibat serangan jantung. Rekonstruksi itu kemudian dilanjutkan dengan adegan ZH menyerahkan Rp 2 juta kepada RF.
Uang itu untuk membeli perlengkapan seperti baju kaos, sarung tangan dan sepatu di Pasar Melati. Adegan selanjutnya berlanjut ke pasar itu. Rekonstruksi hari ini digelar masih dalam tahapan perencanaan pembunuhan.
(MU-06)