MediaUtama | Jakarta – Bahaya virus corona yang semakin meluas ke beberapa daerah di Cina telah membuat warga setempat memanfaatkan aplikasi pemetaan dan pelacak perjalanan. Langkah ini diharapkan bisa menghindari beberapa area yang terinfeksi oleh virus mematikan itu dan agar masyarakat lebih mempersiapkan diri dengan situasi yang tengah mereka hadapi.
Dua perusahaan pemetaan data, QuantUrban dan mini program WeChat menciptakan platform yang dapat memuat informasi resmi tempat-tempat terinfeksi virus dan memetakannya secara geografis. Dengan demikian, pengguna dapat mengukur seberapa dekat mereka dengan lokasi terinfeksi virus mematikan tersebut.
Aplikasi yang bisa diunduh di WeChat ini bernama “YiKuang” atau “Situasi Epidemi”. Aplikasi ini mencakup pemetaan wilayah selatan Cina seperti Kota Shenzhen dan Guangzhou. Sedangkan situs berbasis peramban milik QuantUrban meliputi sembilan kota lainnya.
“Shenzhen memungkinkan terkena dampak virus paling besar dan data pemerintahan sangat lamban. Aplikasi seperti ini membuat tenang. Anda dapat menghindari wilayah yang sudah terinfeksi oleh virus,” kata April, warga Shenzhen yang tak ingin disebut nama lengkapnya.
Pada Senin, 3 Februari 2020, Kota Shenzhen telah menerima peningkatan kasus pasien yang terkonfirmasi terjangkit virus corona, yakni 245 kasus. Hal ini menyebabkan beberapa kota besar di Cina, seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou menjadi kota dengan dampak terparah dengan populasi pekerja migran terbesar dari provinsi wilayah tengah Cina.
Baca Juga :
Sibuk Cegah Virus Corona, Cina Kembali Diserang Virus Flu Burung
Filipina Laporkan Korban Tewas Pertama Akibat Virus Corona
“Kami ingin menyediakan informasi di peta agar masyarakat dapat melihat bagaimana kondisi penyebaran virus, juga meningkatkan kewaspadaan semua orang agar menyiapkan perlindungan yang memadai. Para relawan juga membantu tim untuk memperbarui peta sesuai dengan data pemerintah yang keluar setiap harinya,” tegas Yuan Xiaohui, pendiri aplikasi QuantUrban dilansir dari tempo.co, Selasa (04/02/2020).
Yikuang juga mengandalkan relawan untuk tetap aktual dan mengganti lambang tengkorak dan tulang menjadi tanda seru untuk lokasi yang telah dikonfirmasi terjangkit virus corona. Pengubahan lambang tersebut dilakukan setelah adanya keluhan dari pengguna media sosial Weibo yang mengaku panik dengan penggunaan lambang lama tersebut.
“Jika saya tahu ada orang sakit di sekitar, saya bisa mengambil langkah untuk waspada. Saya tinggal di antara Shenzhen dan Guangzhou, dan peta-peta ini sangat bagus di sana,” kata Steven Liu kepada Reuters.
Media milik Pemerintah Cina, CCTV dan People’s Daily dalam pemberitaan memberikan dukungan bagi program pemetaan dan pelacakan tempat-tempat terinveksi virus corona ini, yang membantu pengguna melacak penggunaan bus, kereta api atau pesawat terbang yang mereka gunakan yang juga dipakai oleh pasien terkonfirmasi terinfeksi virus corona.
(MU/TC)