Manado, Mediautama.news – Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk memanusiakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) melalui transisi layanan kesehatan jiwa yang berfokus pada promotif dan preventif.
Hal ini diwujudkan dengan penandatanganan komitmen antara pemerintah pusat dan daerah dalam acara Kick-Off Pengembangan Model Layanan Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat, di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (27/10/2023).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, bahwa dari abad ke abad ODGJ kerap kali mendapatkan tindakan diskriminatif. Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi, Ia mengatakan bahwa pasien dengan masalah jiwa berhak mendapatkan layanan terapi medis yang tepat dan dukungan sosial dari lingkungan sekitarnya.
Melalui pilot project ini, layanan penanganan kesehatan jiwa akan kembali didekatkan kepada masyarakat dan meminimalisir rawat inap di rumah sakit. Agar pasien segera pulih, Menkes ingin adanya keterlibatan peran keluarga dan dukungan lingkungan sekitar untuk memberikan layanan humanis tanpa adanya tindakan-tindakan diskriminatif.
Dengan begitu, pasien yang sudah melewati masa sulitnya dan pulih dapat melanjutkan hidupnya kembali seperti sedia kala.
“Kesehatan jiwa berbasis masyarakat tetap perlu memastikan layanan kesehatan jiwa yang komprehensif, baik bagi mereka yang mengalami gangguan mood (seperti depresi dan bipolar), ansietas, skizofrenia, maupun gangguan neurodevelopmental seperti autisme, gangguan neurodegeneratif seperti dementia, maupun adiksi NAPZA. Kesehatan jiwa
haruslah untuk semua,” jelas Menkes.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Sulawesi Utara, drs. Octavianus Estefanus Kandouw, mengucapkan terima kasih karena Sulawesi Utara terutama Manado telah dipilih untuk menjadi pilot project transformasi kesehatan jiwa tersebut.
Ia berharap di momen Hari Kesehatan Jiwa Sedunia ini akan membangkitkan tekad untuk hadir bersama-sama anak bangsa yang mengalami permasalahan kesehatan jiwa karena ODGJ juga memiliki Hak Asasi Manusia yang harus dilindungi.(r/Kemkes)
Editor: Wilfrid Sinaga