MEDIAUTAMA.CO | Medan – Kota Medan merupakan Kota terbesar ketiga setelah Surabaya. Dengan jumlah penduduk 2.983.868 juta jiwa, dan dikenal salah satu kota perdagangan di Indonesia.
Medan sendiri berasal dari kata bahasa Tamil Maidhan atau Maidhanam, yang berarti tanah lapang atau tempat yang luas. Nah, kemudian diadopsi ke Bahasa Melayu yakni Medan.
Seiring perjalanan waktu, kini Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dilingkupi 151 kelurahan. Pun demikian, kemajuan Kota Medan yang merupakan ibukota Sumatera Utara (Sumut) ini tak terlepas dari peran seorang pemimpin yakni walikota.
Pada tahun 2020 mendatang kembali digelar pemilihan Walikota di 37 daerah se-Indonesia. Namun sayang, catatan buruk menerpa Kota Medan. Yakni terkait perilaku korupsi yang menimpa sang walikota. Untuk itu dibutuhkan pemimpin arif, bijaksana dan melawan korupsi.
Bicara korupsi, seorang calon Walikota Medan angkat bicara. Yakni Hasrul Benny Harahap SH, M.Hum. Dikatakan Hasrul Benny yang akrab disapa Benny ini menyebut, yang utama dan paling utama mengatasi perilaku korupsi itu harus dari dalamnya terlebih dahulu.
Baca Juga : Berparas Tampan, Hasrul Benny Harahap Kandidat Cawalkot Medan yang Diidamkan
Artinya, lanjut praktisi hukum dan lawyers ternama Kota Medan ini, pembaharuan sistem internal. “Benahi dulu internal baru ke semua elemen. Dan, itulah yang saya akan lakukan apabila nanti diamanahkan memimpin Kota Medan,” ujar Ketua Umum FORKI Medan ini, kemarin.
Memang, alumni USU ini menambahkan, terkadang membenahi internal dalam suatu struktural sedikit sulit. Hanya saja yang perlu dipahami adalah keinginan memberantas budaya korupsi yang katanya sudah mendarah daging di semua lapisan masyarakat.
“Saya ingin Kota Medan yang kita cintai bersama ini bersih atas kasus korupsi. Karena korupsi merugikan semua pihak dan cita-cita mensejahterakan rakyat sulit untuk tercapai. Korupsi itu biang segalanya,” tandas Benny.
Mengutip pernyataan Hasrul Benny Harahap, Komunitas Sahabat Rahmad Bhakti Indonesia menyatakan sangat sepaham. “Kota Medan butuh sosok yang anti korupsi, muda, santun dan tidak kasar kepada rakyat,” ujar Dewan Pengarah Komunitas Sahabat Rahmad Bhakti Indonesia, Rahmadsyah Ramadhan Harahap.
Rahmadsyah pun tak menampik pemimpin Kota Medan ke depan harus bersih dan memahami hukum agar tidak menjual kebijakan-kebijakan yang menguntungkan pemodal.
Selain itu, pemimpin kudu ikhlas dan tanggung jawab sudah menjadi kewajiban bagi siapa saja yang berani pasang badan untuk memimpin.
“Hasrul Benny Harahap, harus mampu memperbesar peranan dalam melayani masyarakat Kota Medan sehingga lebih dikenal dan mendapatkan ruang di hati masyarakat sebab yang menilai diri kita adalah orang lain bukan anggota tim sukses kita,” ucapnya.
Dia pun berharap seandainya apa yang diimpikan warga Medan dan sesuai visi misi Hasrul Benny Harahap agar Kota Medan bersih korupsi, semua akan tercapai.
“Semoga sukses kedepannya marga Harahap akan memimpin Kota Medan dan andalah orangnya,” harapnya.
Sejalan dengan komentar Rahmadsyah Ramadhan Harahap, Ferry Irawan Tanjung juga mengamini. Tokoh pemuda Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun ini mengakui pemimpin Kota Medan untuk lima tahun mendatang hendaknya berpikir maju dan terhindar dari korupsi.
“Sudah lama saya pribadi menginginkan pemimpin muda untuk menjadi orangtua di Kota Medan ini. Yang terjadi malah terbalik, pemimpin muda disingkirkan karena ini dan itu. Saya siap mendukung seandainya ada pemimpin muda dan inovatif yang maju pada pemilihan walikota tahun depan,” ujar pria 46 tahun tersebut.
Baca Juga : Hasrul Benny Harahap SH M.Hum Figur Pemimpin Masa Depan Kota Medan
Menurut Ferry, warga Medan sudah lelah dengan banyaknya kasus korupsi menjerat kepala daerah. “Yang jadi pertanyaan, apakah mereka (pemimpin Kota Medan-red) tak tahu hukum? Tentu tahu, tapi lebih kepada duit masuk. Namun yang harus digarisbawahi, jangan cuma mengerti hukum yang tertulis saja tapi kepada takut akan hukum Tuhan. Ini yang utama untuk menghindari maraknya pejabat tersangkut kasus korupsi,” tukasnya.
Ferry menambahkan, seorang pemimpin yang berani itu lebih dulu berpikir cerdas. Dan terpenting adalah ikhlas mengayomi, memberi panutan dan bijak dalam mengambil keputusan.
“Hidup kita sekarang morat-marit. Semuanya sulit. Pemimpin itu harus ikhlas, ya benar adanya serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat. Saya setuju jika ada pemimpin atau calon pemimpin Kota Medan ke depan lebih bertanggung jawab, tak hanya sekadar lempar bola menyalahkan anak buahnya,” tegas Ferry yang sempat menjabat di salah satu partai pimpinan anak cabang ini.
Ketika disodorkan nama Hasrul Benny Harahap yang tahu dan mengerti hukum, Ferry langsung terkesima. Pasalnya, kata dia, seorang pemimpin itu, ya wajib mengerti hukum.
“Tahu hukum, inovatif, kreatif, praktisi hukum lagi, kayaknya komplit di tubuh Hasrul Benny Harahap. Cuma terus terang saya kurang mengenal namanya,” ungkapnya.
Ferry menyarankan pemimpin Kota Medan ke depan lebih religius, takut akan hukum Tuhan, tidak mementingkan egonya, dan lebih kepada kepentingan rakyat.
“Dan, kalau itu benar (Hasrul Benny Harahap-red), kenapa kita harus berpaling mendukung calon walikota lain? tak mendukungnya? Medan itu sekarang sudah ‘acak-acakan’, tak tentu arah. Jadi pemimpin Kota Medan di masa mendatang lebih kreatif lah memanfaatkan dana dari pemerintah dari segi positifnya, bukan malah berbuat melanggar aturan (korupsi),” tandasnya.
Begitu juga tertuang dari Sahrul. Ketua Komunitas Pengurusan Perpajakan Sukamulia 08 ini seakan meyakini sosok Hasrul Benny Harahap pemimpin terbaik untuk menduduki orang nomor satu di Pemko Medan.
“Medan ini sekarang sangat semrawut. Banjir tak bisa terkendali, sebentar hujan banjir di mana-mana. Dengan pemimpin muda yang inovatif dan kreatif, itu sangat diharapkan memimpin Kota Medan. Terutama mampu mengatasi banjir dan macet yang kerap menghantui warga Medan,” ujar ayah satu anak yang tinggal di Jalan Krakatau, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Medan Timur tersebut.
Apalagi, kata Sahrul, tiga pemimpin Kota Medan terjebak kasus korupsi. Dua Gubernur Sumut juga masuk bui. “Dan saya yakin para pemimpin Medan dan Sumut terdahulu itu paham hukum tapi tak kuasa menahan hawa nafsunya,” imbuhnya.
Sahrul menyetujui pemimpin itu harus ikhlas bekerja dan itu merupakan dambaan warga Medan. “Kita lihat saja sendiri, sekarang perekonomian sulit, harga tak terkendali. Pemimpin ikhlas bekerja dan mensejahterakan rakyat itu wajib bertanggung jawab. Seperti kenaikan harga, ya harus menurunkan tim, kenapa itu terjadi, bukan menunggu, menunggu dan menunggu,” katanya.
Menohok nama Hasrul Benny Harahap, Sahrul menyatakan secara pribadi tak mengenal orangnya. “Saya cuma mendengar dari kawan ke kawan atau bincang-bincang mengenai nama Hasrul Benny Harahap. Pun benar Hasrul Benny Harahap itu kreatif, religius, dan merakyat, itulah dambaan pemimpin kita. Walau namanya kurang dikenal tapi hendaknya menjadi pilihan kita bersama sebagaimana harapan warga Medan,” harap Sahrul.
Untuk itu Sahrul menyarankan Hasrul Benny Harahap bisa jadi pilihan bagi yang benar memimpin Kota Medan lima tahun ke depan. “Semoga Medan lebih baik dari yang sekarang, masyarakat tak lagi memikirkan banjir, kenaikan harga, pekerjaan sulit, dan segalanya. Insya Allah andai semuanya benar, kita pasti mendukungnya,” ujar Sahrul mengamini.
Terpisah, tokoh muda warga Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor, Abnur Azriel menjelaskan sejauh ini Kota Medan adalah kota besar. Kota tempat berkumpulnya semua suku.
“Medan kota bisnis dan kota yang saya katakan banyak masalah. Untuk itu dibutuhkan sosok muda yang inovatif serta kreatif jadi pemimpinnya. Jangan cuma hanya mengandalkan bantuan pemerintah, tapi pemimpin Kota Medan harus cerdas mengatasi masalah yang ditimbulkan. Disinilah dibutuhkan sosok pemimpin yang kreatif itu,” sebut pria 29 tahun yang bermukim di Jalan Brigjend Zein Hamid ini.
Bahkan, katanya, sedari dulu mendambakan Medan bersih dari korupsi. Namun yang ditakutkan mesti mengerti hukum perilaku korupsi tetap berjalan. “Saya pribadi berharap ke depan para kandidat calon jangan cuma mengerti hukum tapi tetap berbuat melawan hukum. Dan Kota Medan masuk dalam 10 besar kasus korupsi se-Indonesia. Dengan adanya atau munculnya pemimpin baru, bersih dari korupsi, sangat kita harapkan,” ungkapnya.
Laiknya, sambut Abnur Azriel, sebagai pemimpin itu ikhlas dalam bekerja, karena dia dipilih oleh rakyat. Bertanggung jawab dalam mensejahterakan rakyat, itu pasti. “Sekarang saja bisa kita lihat banyak bantuan yang digulirkan pemerintah cuma untuk mensejahterakan rakyatnya, tapi setelah dana itu jatuh ke daerah, malah dikorupsi berjamaah, ini kan memalukan,” sergahnya tegas.
Menyahuti satu nama yang masuk bursa calon Walikota Medan yakni Hasrul Benny Harahap, Abnur Azriel mengklaim pernah mendengar nama tersebut.
“Apalah pentingnya nama kalau bekerjanya sembrono dan tidak bersikap bijak. Kalau benar itu ada dalam tubuh sosok (Hasrul Benny Harahap), saya rasa ini suatu kemajuan bagi pemimpin Kota Medan ke depannya,” pungkas Abnur Azriel sembari berpesan bahwa jadi pemimpin itu tidak gampang dan tidak pula susah.
(TIM/MU)