MEDIAUTAMA.CO – Sejumlah Pelajar di Desa Pasar V dan VI Kecamatan Natal, Mandailing Natal (Madina) harus panjat jembatan mangkrak tiap hari demi sampai ke sekolah.
Pasalnya, jembatan tersebut merupakan akses satu-satunya selain perahu yang menghubungkan Desa Pasar V dan Pasar VI menuju ibukota kecamatan.
Baik siswa maupun siswi berseragam madrasah dan tsanawiyah ini harus bersusah payah memanjat pondasi beton dan besi-besi jembatan setinggi empat meter yang membelah sungai natal. Setelah sampai di atas, mereka juga harus meniti jembatan dengan panjang sekitar 100 meter tersebut.
“Mau gimana lagi, terpaksalah kami panjat, agar cepat sampai ke sekolah,” ujar salah seorang pelajar MAN 1 Natal yang namanya tidak mau dia sebutkan. Kamis (17/10/2019).
Baca Juga : Warga Garapan Bandar Klippa Heboh, Tukang Arit Rumput Temukan Mayat di Parit
Kondisi memprihatinkan ini telah lama disuarakan oleh berbagai elemen masyarakat di Kecamatan Natal. Namun sejak dibangun pada tahun 2013 lalu, jembatan ini tak kunjung selesai alias mangkrak.
Sementara itu, Ikatan Pemuda Pemudi Ranah Nata (Ikaperta) menilai, jembatan ini adalah infrastruktur vital. Pasalnya, infrastruktur itu satu-satunya yang dapat menghubungkan Desa Pasar V, Desa Pasar VI dan Desa Pardamean Baru ke Ibukota Kecamatan Natal. Bahkan bisa bisa menjadi akses penghubung antara kecamatan Natal dan Kecamatan Batahan.
Masyarakat sebenarnya bisa menggunakan jalur sungai dengan perahu. Namun, saat air sungai meluap, sangat berisiko melewati sungai dengan perahu.
“Ini (jembatan) sangat vital. Selama ini masyarakat terpaksa menempuh jalur sungai dengan perahu. Dalam kondisi tertentu saat air sungai meluap juga sangat berbahaya. Kami heran kenapa proses pembangunan jembatan ini lama sekali,” ujar Ketua Ikaperta, Ikhwan AB.
Baca Juga : DPD P4B Siantar Apresiasi Kegiatan Pelatihan Pengelolaan Usaha untuk Pedagang Pasar
Jembatan ini, lanjut Ikhwan, adalah impian masyarakat sejak lama. Penyelesaiannya telah lama disuarakan, agar distribusi barang dan jasa dari dan ke desa Pasar V dan VI dapat dilalui kendaraan bermotor.
“Kami berharap Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal memberi perhatian pada hal-hal prioritas di daerah ini (Kecamatan Natal). Ada banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah ini, mungkin bisa dibuat jembatan sementara dengan kerjasama swasta menunggu jembatan utama ini kembali dikerjakan, paling tidak meminimalisir dampak yang akan terjadi seperti kecelakaan pelajar saat memanjat jembatan ini,” pungkas Ikhwan. (MU-07)