Ziarah di Tugu Leluhur, Pomparan Raja Panjaitan se Indonesia Bergandengan Tangan Majukan Bona Pasogit

Tabur Bunga : Ny Trimedya Panjaitan br Marpaung didampingi Trimedya Panjaitan menabur bunga di tugu Raja Panjaitan pada kegiatan ziarah memperingati 52 tahun tugu Raja Panjaitan, di Balige, Sabtu (22/7/2023) (Foto: Mu/dok)

Balige, Mediautama.news – Ribuan massa dari keluarga besar pomparan (keturunan) Raja Panjaitan Dohot Boruna se Indonesia memadati Kota Balige, Sabtu (22/7/2023).

Mereka pun berbondong-bondong datang ke Tugu Raja Panjaitan di Taman Raja Bonani Onan (RBO) Balige dalam rangka HUT ke 52 tahun Tugu oppung mereka.

Setelah ziarah, barisan prosesi yang begitu panjang longmarch 4 kilometer menuju lapangan Balige untuk acara syukuran.

Barisan sempat memacetkan Kota Balige, tapi masyarakat bersukacita melihat yang ada di depan barisan prosesi adalah Trimedya Panjaitan, anggota DPR RI Komisi III dari Fraksi PDIP yang sangat dikenal masyarakat Toba karena getol memajukan Tapanuli Raya. Terlebih lagi kegiatan Akbar tersebut mendatangkan income yang besar buat masyarakat Toba terutama UMKMnya.

Semua keturunan Raja Panjaitan dari Oppu yakni Op Martibi Raja, Raja Dogor, Raja Siponot dan Raja Sijanggut bersukacita pada ziarah tersebut.

Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jabodetabek, Jawa Barat, Papua, Jawa Timur, Riau, Kepri. Bahkan hampir seluruh kabupaten/kota yang ada di Sumut termasuk Medan dan Tapanuli Raya hadir.

Ziarah ditandai dengan peletakan karangan bunga dan tabor bunga oleh Ketua Umum Punguan Panjaitan Dohot Boruna (PPDB) se Jabodetabek dan juga anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Trimedya Panjaitan SH MH didampingi istri boru Marpaung.

Kemudian dilanjutkan dengan doa dipimpin Pdt Ria br Panjaitan STh dari gereja HKBP, selanjutnya senjutnya bertolak menuju lapangan Balige.

Trimedya Panjaitan mengatakan, keturunan Panjaitan harus ingat sejarah leluhur dan tidak boleh melupakannya. Ziarah dilakukan untuk kilas balik 52 tahun lalu, disitulah Raja Musa Panjaitan dan para tokoh panjaitan waktu itu membuat tugu pada tanggal 19 Agustus 1971.

“Kami tidak boleh melupakan itu, saya juga diingatkan para orangtua agar memperhatikan tugu oppung kami. Untuk renovasi kami belum mampu, jadi buat syukuran aja dulu,” kata Trimedya kepada wartawan.

Ziarah dilakukan agar pomparan Raja Panjaitan “Si Opat Ompu”semakin solid, terlebih panjaitan sudah banyak dapat berkat dari Tuhan. Kesolitan tersebut dibuktikan, sebanyak 80 persen tokoh-tokoh Panjaitan hadir di acara ziarah dan syukuran, hanya beberapa orang yang tidak hadir karena kesibukan tugas dan masalah kesehatan.

Sebenarnya Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan hendak hadir, tapi berhalangan karena ada penugasan penting dari Presiden Jokowi.

Sejumlah putra-putra terbaik Panjaitan kata Trimedya hadir pada ziarah, seperti Brigjen TNI Bonar Panjaitan Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Kepri, Anggota DPR RI Dr Hinca Panjaitan, Kepala BPK RI Perwakiln Sumut Eydu Panjaitan, Kepala BNN Sumut Brigjen Pol Toga H Panjaitan.

Kemudian, Salomo Panjaitan (putra pahlawan Revolusi Mayjen TNI DI Panjaitan), Ir Surung Panjaitan, Kadis Perhubungan Sumut Dr Agustinus Panjaitan, Kadis Lingkungan Hidup Pemko Medan dr Suryadi Panjaitan, Tarianus Panjaitan, ada mantan Kapolres Simalungun Kombes Pol Marudut Liberty Panjaitan, Kadishub Kabupaten Tolikara Papua Ronald Panjaitan, dan tokoh-tokoh Panjaitan lainnya.

“Mudah-mudahan pomparan Panjaitan makin kompak, jumlah yang hadir berasal dari 30 kabupaten/kota mewakili 10 Propinsi. Kami targetkan yang datang 2.500 orang tapi hadir 4.500 orang, kami tidak menyangka membludak, puji Tuhan, inilah buktinya Panjaitan kompak dan rindu saling bertemu,” kata Trimedya.

Trimedya mengatakan, waktu membangun tugu Raja Panjaitan, para pendirinya berdoa agar keturunannya diberkati Tuhan, diberi rezeki berlimpah. Untuk itu, para keturunan Panjaitan sekarang mensyukuri berkat Tuhan dan mengingat leluhur sehingga putra-putri Panjaitan sekarang banyak mendapat berkat dari Tuhan. Berkat tersebut harus bisa dirasakan banyak orang, sehingga Punguan Raja Panjaitan Sejabodetabek membuat jargon: “Pomparan Panjaitan Namora naboi Daion”.

“Artinya, berkat yang diterima marga Panjaitan harus bisa dinikmati oleh keluarga Panjaitan yang ekonominya lemah dan marga-marga lain. Marga Panjaitan yang sudah berhasil tidak boleh pelit atau “Namora Naso Boi Daion”. Sehingga sampai sekarang marga Panjaitan yang sukses makin bertambah. Kehadiran kami ini berkat kebersamaan, karena kami juga rindu kampung halaman. Kita bersyukur cuaca sangat mendukung,” tuturnya.

Hadir pada acara syukuran, Bupati Toba Poltak Sitorus. Dia mengagumi prestasi putra-putri Panjaitan yang banyak dipercaya pemerintah menjadi pejabat negara. Keberadaan Panjaitan sangat dirasakan warga Toba karena sering pulang kampung dan memberi terbaik untuk Bona Pasogit.

Terbukti Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan sudah mendirikan tugu yang hidup melalui pendidikan yakni SMA DEL dan Institut Teknologi DEL yang menjadi SMA dan perguruan tinggi terbaik di Indonesia.

Selain itu, kata bupati, marga Panjaitan yang diprakarsai Trimedya Panjaitan sering membuat even akbar yang menambah PAD bagi Pemkab Toba salah satunya dari pajak hotel. Ekonomi masyarakat juga makin menggeliat karena even marga Panjaitan selalu memberdayakan UMKM masyarakat.

“Kami bangga dengan prestasi marga Panjaitan dan kepeduliannya kepada masyarakat dan getol memajukan Bona pasohit Balige. Kami berharap Pomparan Panjaitan mau memberi perhatian kepada anak-anak kurang mampu tapi berpretasi di sekolah. Mereka ingin sekolah di DEL tapi tidak punya biaya, semoga disahuti pungutan Pomparan Panjaitan,’ harapnya.

Harapan tersebut langsung disahuti Trimedya Panjaitan yang menyerahkannya kepada Pungutan Panjaitan di Toba dan dananya kerjasama semua keluarga besar Panjaitan. ” Kita akan meresponnya dengan memberi bea siswa,” ungkap Trimedya. (r/rel)

Editor : Wilfrid Sinaga

 166 views

x